Kamis, 14 Februari 2013

Contoh puisi perpisahan


Catatan Perpisahan


Kasih..,
hujan yang turun
mengguyur kota kita senja tadi
tak mampu menyirami hatiku
yang kering karena duka

sepertinya ada kemarau panjang di hatiku
mungkin sepanjang jarak dan waktu
yang mengiringi perpisahan ini

ketika jemari tak sanggup lagi menggenggam
ketika peluk hanya melingkar di ruang kosong
hanya lengang kehilangan
dan kesendirian yang bisu

kekasihku..,

Puisi Cinta Khalil Gibran

Khalil Gibran


Khalil Gibran adalah penyair, seniman, dan penulis terkenal asal Lebanon Amerika. Seniman ini kelahiran 1883, tepatnya tanggal 6 Januari di Lebanon dan tutup usia pada tanggal 10 April 1931 di New Yorl City, Amerika Serikat. Banyak karya puisi bertema cinta dari Khalil Gibran yang sangat menyentuh, Berikut adalah kumpulan puisi cinta Khalil Gibran.

kumpulan puisi cinta Khalil Gibran


Aku Bicara Perihal Cinta
Apabila cinta memberi isyarat kepadamu, ikutilah dia,
Walau jalannya sukar dan curam.
Dan pabila sayapnva memelukmu menyerahlah kepadanya.
Walau pedang tersembunyi di antara ujung-ujung sayapnya bisa melukaimu.
Dan kalau dia bicara padamu percayalah padanya.

Contoh puisi rindu

KUNYANYIKAN RINDU

Di sini
Di antara kemeriahan dan bintang
aku memilih sunyi
dimana telah kutanam hektaran rindu untukmu
ketika malam berjatuhan
hingga terdampar di pagi
dan untuk kesekian kalinya
aku merasa kau begitu jauh
meski kita masih saling berteduh
di bawah langit yang sama
kekasihku….

Contoh puisi persahabatan

Arti Persahabatan


Sahabat bukanlah…
MATEMATIKA yang dapat dihitung nilainya..
Sahabat bukanlah…
EKONOMI yang mengharapkan materi..
Sahabat bukanlah…
PPKN yang dituntut oleh undang-undang..
Tetapi, sahabat adalah…
SEJARAH yang dapat dikenang sepanjang masa..

Tiada mutiara sebening cinta..
Tiada sutra sehalus kasih sayang..
Tiada embun sesuci ketulusan hati..
Dan tiada hubungan seindah persahabatan.. 

Puisi-Puisi pada Zaman Nabi Muhammad saw.


Meski kita mengetahui bahwa banyak puisi yang berkembang pada angkatan ’45, sesungguhnya jauh sebelum masa itu, masyarakat di dunia telah mengenal puisi atau syair. Sebut saja salah satunya adalah di Arab. Sebelum kelahiran Nabi Muhammad saw., Arab telah menjadi sarang penulis puisi yang andal dan indah.


Beberapa orang mengatakan bahwa penulis puisi pada zaman itu adalah orang-orang yang sangat berpendidikan dan memiliki kedudukan yang tinggi sebab tidak semua orang dapat menciptakan sebuah untaian bahasa yang begitu indah dan membuat banyak orang luluh karenanya. Bahkan, mungkin tanpa keberadaan mereka, puisi seperti saat ini tidak akan muncul dan bertebaran di sekitar kita.

Mendengar dan Mengungkapkan isi puisi

Langkah-langkah mendengarkan puisi antara lain :
  1. Pilih puisi yang akan dibaca.
  2. Minta salah seorang teman untuk membacakan puisi, sementara kita menyimaknya dengan khidmat dan cermat.
  3. Tulislah sesuatu yang akan membuat kita berhasil mengungkapkan dan mengemukakan kembali isi puisi.
Untuk bisa mengungkapkan kembali isi puisi, kita harus mampu melakukan langkah-langkah sebagai berikut. Cara memahami makna dalam sebuah  puisi:
  1. Menentukan kata-kata yang termasuk dalam kategori lambang/ simbol.
  2. Memahami makna setiap simbol puisi yang menjadi objek analisis.
  3. Memahami makna yang terdapat dalam setiap baris puisi.
  4. Memahami hubungan makna antarbaris puisi.
  5. Memahami satuan-satuan pokok pikiran dalam sekelompok baris atau bait.
  6. Memahami sikap penyair terhadap pokok pikiran dalam puisinya.
  7. Memahami sikap penyair terhadap pembaca tentang puisinya.

Unsur-unsur pembangun puisi


Sebelum Anda mendengarkan pembacaan puisi, terlebih dahulu akan dibahas unsur-unsur pembangun puisi. Unsur-unsur pembangun puisi dapat dikelompokkan menjadi dua golongan besar, yaitu lapis struktur/bentuk puisi dan lapis makna puisi.
 
Lapis Struktur Puisi
Simak dan perhatikanlah penggalan puisi berikut ini!
Pulau Pandan jauh di tengah
Di balik pulau Angsa Dua
Hancur badan di kandung tanah
Budi baik terkenang jua


DOA                                                                                                                                                       Chairil Anwa
Tuhanku                                                                                                                                                   Dalam termangu
Aku masih menyebut namaMu
Biar susah sungguh
Mengingat kau penuh seluruh
 


Contoh puisi jenaka

Jerawat
Bentukmu kecil tapi bulat
Meskipun kecil tapi cukup gawat
Hidupmu disembarang tempat
Tak peduli rakyat atau pejabat

Ooohh Jerawat
Gara-gara engkau aku jadi melarat
Uangku habis untuk beli obat
Tapi engkau tetap saja bertempat
Diwajah yang semakin pucat

Oooh Jerawat
Bilaku pijat rasanya pekat
Bilaku biarkan engkau malah merambat
Jerawat cepatlah minggat
Agar wajahku semakin memikat

6 Manfaat Menulis Puisi



      Jumpa lagi, setelah saya memberitahu cara menulis puisi yang bagus, maka pada kesempatan kali ini saya akan memberitahu manfaat menulis puisi. Mungkin banyak dari kamu yang belum mengetahui manfaat dari menulis puisi. Menulis puisi tidak hanya sekedar menulis saja, tapi banyak manfaat bila kamu menulis puisi, seperti :
            
            1. Menumbuhkan kreativitas

          Kreativitas sangat diperlukan dalam menjalani hidup ini. Jika kamu ingin meningkatkan kreativitas, maka tulislah puisi. Karena didalam puisi, kita harus pandai dalam mengolah kata sehingga puisi kita menjadi lebih hidup.
 
      2. Mendapatkan penghasilan

          Bila kamu punya puisi yang bagus, lebih baik kamu kirim puisi tersebut ke media penyedia untuk puisi, seperti di Koran, majalah, dan lain sebagainya.  Dan tentunya kamu bakal mendapat sejumlah uang dari hasil karyamu.

     

Kamis, 07 Februari 2013

kata mutiara \(^-^)/

Sahabat adalah orang yang membuat kita jadi orang yang benar, bukan orang yang selalu membenarkan kita. (Ali ra)

Orang yang bertindak seperti orang kebanyakan membuat saya memandang rendah kepadanya. Adalah suatu kesalahan ia diberi otak yang besar, karena baginya tulang belakang sudahlah cukup. (Albert Einstein)

Menjadi diri sendiri dan menjadi orang yang sesuai dengan kemampuan kita, adalah satu-satunya jalan menuju kehidupan. (Robert Louis Stevenson)

Dibutuhkan keberanian untuk bertumbuh dan menjadi diri anda yang sebenarnya. (e.e. Cummings)

Sudah terlalu banyak orang yang menghargai apa yang bukan diri mereka, dan meremehkan apa yang sebenarnya adalah diri mereka. (Malcolm Forbes)

Satu orang tidak bisa memiliki keterampilan dalam segala hal; masing-masing memiliki kelebihannya sendiri. (Euripides)

Perbedaan Ciri-Ciri Puisi Angkatan 45 Dan Puisi Masa Jepang



Assalamualaikum sobat ,,sobat sedang membaca artikel yang berkaitan dengan perbedaan ciri-ciri puisi pada masa Angkatan 45 dan Masa Jepang.Berikut ini adalah perbedaan ciri-ciri puisi pada masa Angkatan 45 dan Masa Jepang

a.Puisi angkatan 45 memiliki perbedaan yang jelas dengan Puisi pada masa Jepang, puisi Angkatan 45 memiliki ciri yang tidak ada kaitan dan singgungan terhadap Jepang. Puisi Angkatan 45 juga bersifat bebas (tidak terikat pembagian bait,baris, lirik rima). Sedangkan puisi pada Masa Jepang Mencerminkan kekaguman, pujian, dan simpati terhadap Heiho Jepang berjibaku menyerang musuh, dan diharapkan semangat itu menjadi semangat Indonesia.

b.Perbedaan ciri yang kedua yaitu terletak pada ekspresi puisi tersebut. Puisi Angkatan 45 memiliki ciri ekspresi dan sesuai dengan realita kehidupan pengarang. Belum ada muncul puisi yang mengekpresiakan kecaman terhadap Jepang. Sedangkan puisi pada Angkatan Jepang, Muncul rasa benci, dendam, dam berontak terhadap keadaan yang mencekam dalam puisinya.


BIOGRAFI W. S. RENDRA


Willibrordus Surendra Broto Rendra (lahir Solo, 7 November 1935) adalah penyair ternama yang kerap dijuluki sebagai “Burung Merak”. Ia mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta pada tahun 1967 dan juga Bengkel Teater Rendra di Depok. Semenjak masa kuliah beliau sudah aktif menulis cerpen dan esai di berbagai majalah.

Rendra adalah anak dari pasangan R. Cyprianus Sugeng Brotoatmodjo dan Raden Ayu Catharina Ismadillah. Ayahnya adalah seorang guru Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa pada sekolah Katolik, Solo, di samping sebagai dramawan tradisional; sedangkan ibunya adalah penari serimpi di keraton Surakarta. Masa kecil hingga remaja Rendra dihabiskannya di kota kelahirannya itu. 

Ia memulai pendidikannya dari TK (1942) hingga menyelesaikan sekolah menengah atasnya, SMA (1952), di sekolah Katolik, St. Yosef di kota Solo.
Setamat SMA Rendra pergi ke Jakarta dengan maksud bersekolah di Akademi Luar Negeri. Ternyata akademi tersebut telah ditutup. Lalu ia pergi ke Yogyakarta dan masuk ke Fakultas Sastra, Universitas Gajah Mada. Walaupun tidak menyelesaikan kuliahnya , tidak berarti ia berhenti untuk belajar. Pada tahun 1954 ia memperdalam pengetahuannya dalam bidang drama dan tari di Amerika, ia mendapat beasiswa dari American Academy of Dramatical Art (AADA). Ia juga mengikuti seminar tentang kesusastraan di Universitas Harvard atas undangan pemerintah setempat.


BIOGRAFI SITOR SITUMORANG


Pria Batak kelahiran Harianboho, Samosir, Sumatera Utara 2 Oktober 1924 ini sudah menjadi seorang Pemimpin Redaksi harian Suara Nasional terbitan Sibolga, pada saat usianya masih sangat belia 19 tahun, di tahun 1943. Padahal, sebelumnya ia sama sekali belum pernah bersentuhan dengan profesi jurnalistik.
Sastrawan Angkatan ’45, ini kemudian bergabung dengan Kantor Berita Nasional Antara, di Pematang Siantar. Dan sejak tahun 1947, atas permintaan resmi dari Menteri Penerangan Muhammad Natsir, Sitor menjadi koresponden Waspada, sebuah harian lokal terbitan kota Medan, Sumatera Utara. Ia ditugaskan menempati pos di Yogyakarta.

Jika di kemudian hari persepsi tentang diri Sitor Situmorang identik sebagai sastrawan Angkatan ’45 yang kritis, bahkan menjadi susah memilah-milah apakah ia seorang sastrawan, wartawan, atau politisi, agaknya bermula dari kisah sukses besarnya sebagai wartawan saat berlangsung Konferensi Federal di Bandung, tahun 1947.
Hadir bermodalkan tuksedo pinjaman dari Rosihan Anwar, saat itu nama wartawan muda berusia 23 tahun, Sitor, sangat begitu fenomenal bahkan menjadi buah bibir hingga ke tingkat dunia. Ia berhasil melakukan wawancara dengan Sultan Hamid, tokoh negara federal bentukan Negeri Belanda yang sekaligus menjadi ajudan Ratu Belanda.
Sultan Hamid adalah orang yang diplot menjadi tokoh federal, tentu dengan maksud untuk memecah-belah keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) menjadi terdiri berbagai negara boneka dalam wadah negara federal.


BIOGRAFI CHAIRIL ANWAR



Puisi-puisi “Si Binatang Jalang” Chairil Anwar telah menjadi inspirasi bagi perjuangan kemerdekaan bangsanya. Pria kelahiran Medan, 26 Juli 1922, ini seorang penyair legendaris Indonesia yang karya-karyanya hidup dalam batin (digemari) sepanjang zaman. Salah satu bukti keabadian karyanya, pada Jumat 8 Juni 2007, Chairil Anwar, yang meninggal di Jakarta, 28 April 1949, masih dianugerahi penghargaan Dewan Kesenian Bekasi (DKB) Award 2007 untuk kategori seniman sastra. Penghargaan itu diterima putrinya, Evawani Alissa Chairil Anwar.

Chairil memang penyair besar yang menginspirasi dan mengapresiasi upaya manusia meraih kemerdekaan, termasuk perjuangan bangsa Indonesia untuk melepaskan diri dari penjajahan. Hal ini, antara lain tercermin dari sajaknya bertajuk: “Krawang-Bekasi”, yang disadurnya dari sajak “The Young Dead Soldiers”, karya Archibald MacLeish (1948).
Dia juga menulis sajak “Persetujuan dengan Bung Karno”, yang merefleksikan dukungannya pada Bung Karno untuk terus mempertahankan proklamasi 17 Agustus 1945.
Bahkan sajaknya yang berjudul “Aku” dan “Diponegoro” juga banyak diapresiasi orang sebagai sajak perjuangan. Kata Aku binatang jalang dalam sajak Aku, diapresiasi sebagai dorongan kata hati rakyat Indonesia untuk bebas merdeka.


BIOGRAFI MUHAMMAD YAMIN





Prof. Mohammad Yamin, SH, penyair yang dikenal sebagai pemula bentuk soneta dalam kesusastraan Indonesia modern ini dilahirkan di Sawahlunto, Sumatera Barat, pada tanggal 23 Agustus 1903. Ia menikah dengan Raden Ajeng Sundari Mertoatmadjo. Salah seorang anaknya yang dikenal, yaitu Rahadijan Yamin. Ia meninggal dunia pada tanggal 17 Oktober 1962 di Jakarta.
Di zaman penjajahan, Yamin termasuk segelintir orang yang beruntung karena dapat menikmati pendidikan menengah dan tinggi. Lewat pendidikan itulah, Yamin sempat menyerap kesusastraan asing, khususnya kesusastraan Belanda. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tradisi sastra Belanda diserap Yamin sebagai seorang intelektual sehingga ia tidak menyerap mentah-mentah apa yang didapatnya itu. Dia menerima konsep sastra Barat, dan memadukannya dengan gagasan budaya yang nasionalis.

Pendidikan yang sempat diterima Yamin, antara lain, Hollands inlands School (HIS) di Palembang, tercatat sebagai peserta kursus pada Lembaga Pendidikan Peternakan dan Pertanian di Cisarua, Bogor, Algemene Middelbare School (AMS) ‘Sekolah Menengah Umum’ di Yogya, dan HIS di Jakarta. Yamin menempuh pendidikan di AMS setelah menyelesaikan sekolahnya di Bogor yang dijalaninya selama lima tahun. Studi di AMS Yogya sebetulnya merupakan persiapan Yamin untuk mempelajari kesusastraan Timur di Leiden. Di AMS, ia mempelajari bahasa Yunani, bahasa Latin, bahasa Kaei, dan sejarah purbakala. Dalam waktu tiga tahun saja ia berhasil menguasai keempat mata pelajaran tersebut, suatu prestasi yang jarang dicapai oleh otak manusia biasa. Dalam mempelajari bahasa Yunani, Yamin banyak mendapat bantuan dari pastor-pastor di Seminari Yogya, sedangkan dalam bahasa Latin ia dibantu Prof. H. Kraemer dan Ds. Backer.


Biografi Penulis Puisi Indonesia [Ahmadun Yosi Herfanda]



Ahmadun Yosi Herfanda lahir di Kaliwungu, Kendal, 17 Januari 1958. Alumnus FPBS IKIP Yogyakarta ini menyelesaikan S-2 jurusan Magister Teknologi Informasi pada Universitas Paramadina Mulia, Jakarta, 2005. Ia pernah menjadi Ketua III Himpunan Sarjana Kesastraan Indonesia (HISKI, 1993-1995), dan ketua Presidium Komunitas Sastra Indonesia (KSI, 1999-2002). Tahun 2003, bersama cerpenis Hudan Hidayat dan Maman S Mahayana, ia mendirikan Creative Writing Institute (CWI). Selain itu, sempat menjadi anggota Dewan Penasihat dan (kini) anggota Mejelis Penulis Forum Lingkar Pena (FLP). Sehari-hari kini ia redaktur sastra Harian Umum Republika.
Selain puisi, ia juga menulis cerpen dan esei. Karya-karyanya dipublikasikan di berbagai media sastra dan antologi puisi yang terbit di dalam dan luar negeri. Antara lain, Horison, Ulumul Qur’an, Kompas, Media Indonesia, Republika, Bahana (Brunei), antaologi puisi Secreets Need Words (Harry Aveling, ed, Ohio University, USA, 2001), Waves of Wonder (Heather Leah Huddleston, ed, The International Library of Poetry, Maryland, USA, 2002), jurnal Indonesia and The Malay World (London, Ingris, November 1998), The Poets’ Chant (The Literary Section, Committee of The Istiqlal Festival II, Jakarta, 1995).
Beberapa kali sajak-sajaknya dibahas dalam Sajak-Sajak Bulan Ini Radio Suara Jerman (Deutsche Welle). Cerpennya, Sebutir Kepala dan Seekor Kucing memenangkan salah satu penghargaan dalam Sayembara Cerpen Kincir Emas 1988 Radio Nederland (Belanda) dan dibukukan dalam Paradoks Kilas Balik (Radio Nederland, 1989). Tahun 1997 ia meraih penghargaan tertinggi dalam Peraduan Puisi Islam MABIMS (forum informal Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia dan Singapura).
Tahun 1998 ia diundang untuk membacakan sajak-sajaknya dalam Festival Kesenian Perak di Ipoh, Malaysia. Tahun 1997 ia menjadi pembicara dalam Pertemuan Sastrawan Nusantara (PSN) IX Padang. Tahun 1999 ia mengikuti PSN X di Johor Baharu, Malaysia, dan menjadi pembicara pada Pertemuan Sastrawan Muda Nusantara Pra-PSN di Malaka. Tahun 2002 ia menjadi pembicara dan membacakan sajak-sajaknya dalam festival kesenian Islam di Universitas Al Azhar, Cairo, Mesir. Agustus 2003 ia diundang untuk membacakan sajak-sajaknya dalam simposium penyair The International Society of Poets di New York, AS. September 2004 menjadi pembicara dalam PSN XIII di Surabaya. Ia juga sering diundang untuk menjadi pembicara dalam berbagai diskusi dan seminar sastra nasional maupun internasional.
Buku-bukunya yang telah terbit adalah Sang Matahari (puisi, Nusa Indah, Ende, 1984), Sajak Penari (puisi, Masyarakat Poetika Indonesia, Yogyakarta, 1991), Fragmen-Fragmen Kekalahan (puisi, Penerbit Angkasa, Bandung, 1996), Sembahyang Rumputan (puisi, Yayasan Bentang Budaya, Yogyakarta, 1996), Sebelum Tertawa Dilarang (cerpen, Balai Pustaka, Jakarta, 1997), Ciuman Pertama Untuk Tuhan (puisi dwi-bahasa, Logung Pustaka, 2004), Sebutir Kepala dan Seekor Kucing (cerpen, Being Publishing, 2004), Badai Laut Biru (cerpen, Senayan Abadi Publishing, Jakarta, 2004), dan The Worshipping Grass (puisi dwi bahasa, Bening Publishing, Jakarta, 2005). Resonansi Indonesia (kumpulan sajak sosial, Jakarta Publishing House, 2006), Koridor yang Terbelah (kumpulan esei sastra, Jakarta Publishing House, 2006).

Struktur Fisik Puisi


Struktur fisik puisi terdiri dari: 

  • Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.
  • Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.
  • Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, medengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.
  • Kata konkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misalnya kata kongkret “salju: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll., sedangkan kata kongkret “rawa-rawa” dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan, dll.
  • Gaya bahasa, yaitu penggunaan bahasa yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu. Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Gaya bahasa disebut juga majas. Adapaun macam-amcam majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks.
  • Rima/Irama adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup:
  • Onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis pada puisi Sutadji C.B.),
  • Bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi [kata], dan sebagainya
  • Pengulangan kata/ungkapan. Ritma merupakan tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Rima sangat menonjol dalam pembacaan puisi.

Ciri-ciri Umum Puisi

Ciri-ciri umum Puisi  

1. Bahasa konsentrif dan indah
Konsentrif: bahasa yang singkat, padat, dan bermakna.
Indah: bergaya bahasa/ majas
2. Memiliki rima
Rima= persamaan bunyi= sajak tidak terbatas pada suku kata akhir.
Fungsi rima dalam puisi:
Memiliki keindahan apabila puisi dibaca
Memberikan efek musikal
Puisi menjadi lebih mudah diingat/ dihafal

3. Diksi (pilihan kata)
tujuan pemilihan kata:
a. Menjadikan puisi menjadi indah
b. Menimbulkan kesan yang kuat untuk diingat
c. Menciptakan kekaguman bagi pembacanya

4. Keberagaman makna
Kata-kata dalam puisi bisa bermakna sebenarnya (denotasi) dan sering juga bermakna tidak
sebenarnya (konotasi, kiasan, idiom, atau bersayap)

Cara & Tips Menulis Puisi Dengan Baik & Benar -

Menulis puisi dengan baik itu gampang-gampang susah. Ada orang yang mengatakan “Saya bisa menulis puisi jika sedang berada di kamar yang sunyi.” Ada pula yang mengatakan “Saya bisa menulis puisi di mana saja.” Pendapat lain mengatakan “Saya bisa menulis puisi saat hati saya sedang sedih.”

Ungkapan-ungkapan di atas, hanya sebagian kecil saja pendapat orang tentang menulis puisi. Ada berbagai cara yang bisa digunakan untuk mengasah keterampilan menulis puisi dengan baik & Benar.

Puisi dapat ditulis berdasarkan catatan harian. Ikutilah langkah berikut ini jika Anda akan menulis puisi berdasar catatan harian:
1. Baca dan renungkan isi catatan harian yang Anda miliki!
2. Coretlah kata-kata yang tidak penting dan tambahkan katakata yang menurut Anda menarik untuk disertakan!
3. Hapuslah baris-baris yang tidak penting!
4. Atur dan urutkan kembali baris-baris yang sudah Anda pilih!
5. Bacalah kembali hasil akhir baris-baris itu!
6. Suntinglah kembali baris-baris itu sehingga menjadi barisbaris puisi yang menarik!

Selasa, 05 Februari 2013

Pengertian dan Sejarah Puisi


Pengertian Sejarah Puisi 

  Puisi adalah bentuk karangan yang terikat oleh rima, ritma, ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat. Menurut zamannya, puisi dibedakan atas puisi lama dan puisi baru.


Puisi secara umum terdiri dari 6 unsur, yaitu: tema,  imajinasi, amanat, nada, suasana, dan perasaan. Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari poesis yang artinya berarti penciptaan. Dalam bahasa Inggris, padanan kata puisi ini adalah poetry yang erat dengan –poet dan -poem. Mengenai kata poet, Coulter (dalam Tarigan, 1986:4) menjelaskan bahwa kata poet berasal dari Yunani yang berarti membuat atau mencipta.

Pengertian atau definisi Puisi menurut Para Ahli
  • Pengertian Puisi Menurut SUMARDI
Puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif)
  • Pengertian Puisi menurut HERMAN J. WALUYO
Puisi adalah karya sastra tertulis yang paling awal ditulis oleh manusia.
  • Pengertian Puisi menurut JAMES REEVES
Puisi adalah ekspresi bahasa yang kaya dan penuh daya pikat
  • Pengertian Puisi Menurut THOMAS CARLYLE
Puisi merupakan ungkapan pikiran yang bersifat musikal

Sejarah Puisi

Puisi adalah seni kuno, dengan asal-usulnya dengan baik sebelum mereka sejarah yang tercatat (sekitar 3000 SM). Sisa-sisa tertua berasal dari Timur Dekat, pada tahun 2600 SM. Bangsa Assyro-Babilonia, Sumeria, dan budaya Mesir semua kontribusi ke toko menarik dan fragmentaris kerja. Sisa-sisa yang disimpan di cuneiform, sebuah tulisan kuno berbentuk baji pada tablet tanah liat, atau di atas kertas papirus stenciled dengan hieroglif, karakter yang digunakan dalam menulis gambar. Awal puisi ini termasuk memuji para dewa dan pahlawan, nyanyian (lagu yang mengulangi catatan yang sama atau kata-kata), kebijaksanaan literatur (daftar nasihat dan kebenaran dari orang tua atau otoritas lainnya), pesona sihir, dan ratapan untuk berkabung atau menginspirasi belas kasihan.