Kamis, 14 Februari 2013

Mendengar dan Mengungkapkan isi puisi

Langkah-langkah mendengarkan puisi antara lain :
  1. Pilih puisi yang akan dibaca.
  2. Minta salah seorang teman untuk membacakan puisi, sementara kita menyimaknya dengan khidmat dan cermat.
  3. Tulislah sesuatu yang akan membuat kita berhasil mengungkapkan dan mengemukakan kembali isi puisi.
Untuk bisa mengungkapkan kembali isi puisi, kita harus mampu melakukan langkah-langkah sebagai berikut. Cara memahami makna dalam sebuah  puisi:
  1. Menentukan kata-kata yang termasuk dalam kategori lambang/ simbol.
  2. Memahami makna setiap simbol puisi yang menjadi objek analisis.
  3. Memahami makna yang terdapat dalam setiap baris puisi.
  4. Memahami hubungan makna antarbaris puisi.
  5. Memahami satuan-satuan pokok pikiran dalam sekelompok baris atau bait.
  6. Memahami sikap penyair terhadap pokok pikiran dalam puisinya.
  7. Memahami sikap penyair terhadap pembaca tentang puisinya.
Kita juga harus memahami unsur dasar analisis puisi, yang bisa dipaparkan sebagai berikut :
  1. Sense atau makna dalam sebuah puisi, yang berhubungan dengan gambaran dunia atau makna umum yang ingin diungkapkan sang penulis.
  2. Subject matter, yakni pokok-pokok pikiran yang dikemukakan penyair dalam puisinya. Jika sense berhubungan dengan gambaran makna puisi secara umum, subject matter berhubungan dengan satuan-satuan pokok pikiran tertentu yang secara khusus membangun sesuatu yang diungkapkan penyair melalui puisinya.
  3. Feeling, yakni sikap penyair terhadap pokok pikiran yang ditampilkannya.
  4. Tone, yakni sikap penyair terhadap pembaca sejalan dengan pokok pikiran yang disampaikan melalui puisinya
  5. Totalitas makna, yakni keseluruhan makna yang terdapat dalam puisi.
  6. Tema, yakni ide dasar yang melandasi ditulisnya puisi. Tema berupa rumusan pernyataan pendapat yang bersifat umum.
Contoh Penerapan Puisi
Berikut puisi berjudul Doa karangan Chairil Anwar
DOA
kepada pemeluk teguh
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namaMu
Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh
CayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
aku hilang bentuk
remuk
Tuhanku
aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tak bisa berpaling
Setelah menyimak puisi yang telah dibacakan itu, terapkan langkah-langkah yang sudah dikemukakan untuk memahami dan mengungkapkan isi puisi.
Sebelumnya kita bisa memaparkan jenis-jenis larik dalam puisi agar memudahkan kajian. Menurut strukturnya, larik terbagi dalam tiga jenis. Yaitu larik kata, larik frasa, dan larik kalimat. Larik sendiri adalah baris- baris kalimat atau kata yang terdapat dalam puisi.
Puisi Doa di atas memiliki larik sebagai berikut:
Larik kata :
  • Tuhanku
  • remuk
Larik frasa :
  • Aku masih menyebut namaMu
  • CayaMu panas suci
  • Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi.
  • Aku hilang bentuk.
  • Aku mengembara di negeri asing.
  • Di pintuMu aku mengetuk
  • Aku tidak bisa berpaling.
Analisisnya adalah :
1. Kata-kata yang termasuk dalam kategori lambang/ simbol. Yakni terdapat dalam larik kalimat :
CayaMu panas Suci yang artinya
Di pintuMu aku mengetuk
Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Aku hilang bentuk
Aku mengembara di negeri asing
2. Makna setiap simbol puisi yang menjadi objek analisis.
CayaMu panas Suci yang artinya cahaya yang cerah sekaligus suci atau sakral. Panas menyimbolkan kekuatan dan cahaya bersinar, sementara suci menyimbolkan keesaan.
Di pintuMu aku mengetuk yang artinya memohon ampun karena telah banyak berbuat dosa sebagai manusia.
Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi yang artinya sedang berada di tengah ruangan yang temaram dan sunyi, sendiri.
Aku hilang bentuk yang artinya merasa patah, tak berdaya, lemah, dan rapuh sebagai manusia.
Aku mengembara di negeri asing yang artinya pernah atau sedang menapaki kehidupan dunia yang sukar ditebak.
3. Makna yang terdapat dalam setiap baris puisi.
Tuhanku = menyebut nama Tuhan
Dalam termangu = ketika sedang melakukan perenungan
Aku masih menyebut namaMu = masih ingat Tuhan
Biar susah sungguh = walaupun tampak susah dan berat
mengingat Kau penuh seluruh = mengingat keseluruhan Tuhan
CayaMu panas suci = Tuhan yang bercahaya terang dan suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi = ketika dirinya sebagai manusia berada di tempat yang gelap
Tuhanku = menyebut nama Tuhan
aku hilang bentuk = putus harapan, lemah, tak berdaya
remuk = rapuh
Tuhanku = menyebut nama Tuhan
aku mengembara di negeri asing = sedang/ akan/ pernah melakukan perjalanan jauh dalam kehidupan.
Tuhanku = menyebut nama Tuhan
di pintuMu aku mengetuk = meminta ampun pada Tuhan
aku tak bisa berpaling = bertobat
4. Hubungan makna antarbaris puisi.
Saling berhubungan., sebab jika tipografi atau tata letak dihilangkan, maka akan menguntai kalimat utuh. Misalnya:
Tuhanku
aku hilang bentuk
remuk
Maka akan menjadi : Tuhanku, aku hilang bentuk, remuk
5. Satuan-satuan pokok pikiran dalam sekelompok baris atau bait.
Tuhanku, dalam termangu, aku masih menyebut namaMu
Biar susah sungguh mengingat Kau penuh seluruh
CayaMu panas suci tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhanku, aku hilang bentuk, remuk
Tuhanku, aku mengembara di negeri asing
Tuhanku, di pintuMu aku mengetuk, aku tak bisa berpaling
6. Sikap penyair terhadap pokok pikiran dalam puisinya.
Puisi ini bercerita tentang kelemahan penyair sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan dan sedang meminta ampun kepada Tuhan sekaligus tanda syukur.
Mendengarkan seseorang membacakan puisi lengkap dengan gayanya terkadang membosankan. Terutama bahasa yang digunakan dalam berpuisi rata-rata penuh dengan kiasan yang membuat siapapun bingung untuk menafsirkan isinya. Padahal, jika dicermati, bahasa dalam puisi adalah hal yang cukup menarik. Coba saja dengarkan, lalu buat sebuah analisis tentangnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar