Puisi-Puisi pada Zaman Nabi Muhammad saw.
Meski
kita mengetahui bahwa banyak puisi yang berkembang pada angkatan ’45,
sesungguhnya jauh sebelum masa itu, masyarakat di dunia telah mengenal
puisi atau syair. Sebut saja salah satunya adalah di Arab. Sebelum
kelahiran Nabi Muhammad saw., Arab telah menjadi sarang penulis puisi
yang andal dan indah.
Beberapa
orang mengatakan bahwa penulis puisi pada zaman itu adalah orang-orang
yang sangat berpendidikan dan memiliki kedudukan yang tinggi sebab
tidak semua orang dapat menciptakan sebuah untaian bahasa yang begitu
indah dan membuat banyak orang luluh karenanya. Bahkan, mungkin tanpa
keberadaan mereka, puisi seperti saat ini tidak akan muncul dan
bertebaran di sekitar kita.
Bukan
hanya sebagai karya seni, puisi pada zaman sebelum Nabi Muhammad saw.
atau pada masa kejayaan Nabi Muhammad saw. dapat digunakan sebagai
jejak sejarah bagi orang-orang yang senang meneliti peradaban zaman
dahulu. Bahkan, puisi-puisi pada saat itu sama halnya seperti berita
pada masa kini. Puisi dijadikan sebagai media untuk mengungkapkan
pendapat individu maupun orang banyak.
Banyak
peneliti sejarah yang juga mengambil puisi-puisi zaman dahulu sebagai
rujukan mereka untuk mengetahui bentuk kehidupan di masa lampau.
Kehidupan politik, percintaan, bahkan bentuk kehidupan sosial pun banyak
yang terekam di dalam puisi pada masa lampau.
Setelah
Nabi Muhammad saw. turun ke muka bumi sebagai pembawa berita dari
Allah kepada manusia, para penulis puisi mencoba mengklarifikasi
kebenaran beliau. Caranya adalah dengan membandingkan bahasa yang
diturunkan oleh Allah dengan bahasa mereka.
Beberapa
dari mereka tetap pada keyakinan mereka, tapi banyak pula dari mereka
yang merasakan bahwa Nabi Muhammad saw. adalah nabi akhir zaman yang
akan menyelamatkan manusia dari kebodohan karena beberapa dari mereka
merasakan bahwa bahasa yang dibawa alquran terlalu indah dan mereka
takkan pernah dapat menyamai bahasa tersebut. Bahasa yang dituturkan di
dalam Al-Qur’an terlalu tinggi dan membutuhkan penafsiran yang sangat
teliti.
Itulah
mengapa setelah alquran turun, para penulis puisi banyak pula yang
beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.Namun, setelah kehadiran Rasulullah
saw. ke muka bumi, beliau tidak ingin jika umat-Nya hanya selalu
berpuisi tanpa mengindahkan kegiatan positif yang lain.
Berikut
ini adalah hadis Nabi saw. mengenai puisi, “Perut seseorang itu lebih
baik penuh dengan cairan nanah yang dapat merusakkan tubuh daripada
penuh dengan syair (puisi).” (H.R. Muslim). Hal ini menunjukkan bahwa
beliau tidak menyukai umat-Nya selalu bergelimang dalam puisi tanpa
melakukan kegiatan lain yang lebih baik.
Kalimat “penuh dengan syair” menunjukkan bahwa maksud Nabi Muhammad saw. adalah orang-orang yang hanya mengisi waktunya dengan puisi-puisi
karena pada zaman itu puisi memang menjadi hal yang sangat digemari
oleh masyarakat, seperti kita menggemari internet pada saat ini. Jadi,
silakan asah kemampuan Anda untuk menulis puisi tanpa melupakan
ibadah-ibadah yang telah diperintahkan agama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar